Jumat, 29 Maret 2013

Pendidikan Indonesia : Ketika Angka Lebih Penting Dari Moral


Apakah Hanya diSekolah Kita Belajar?

Keinginan saya menulis tentang Pendidikan di Indonesia ini adalah karena debat saya dengan adik saya, karena sepengetahuan saya dia adalah orang yang tidak terlalu semangat dengan sekolah dan jarang bermain apabila pulang dari sekolah, tetapi saya selalu bingung kenapa dia selalu pulang sekolah hingga sore hari. Adik saya saat ini sekolah di SMK negri yang ada di Jakarta dan dia sangat menggemari dengan semua hal yang berhubungan dengan komputer, sebenarnya dia anak yang pintar tanpa perlu belajar di sekolah hingga sore hari, karena dia dapat mencari info yang lebih di “Universitas Google”.
Setelah pebincangan saya dengan dia saya berfikir, apakah semua yang dia pelajari di sekolah yang di mulai dari jam 07.00 hingaa jam 16.00, dapat dia pahami semuanya. Karena saya fikir tidak banyak yang dapat dia mengerti dengan mengikuti pelajaran selama itu dalam 5 hari dalam seminggu karena setiap pulang sekolah saya selalu melihat muka letih di wajahnya.
Sebenarnya saya membahas seperti ini  bukan karena saya tidak suka dengan pendidikan, bahkan buat saya di mana pun kita harus selalu belajar. Tetapi kenapa hati ini selalu miris dengan sistem pendidikan yang ada saat ini, apalagi sekarang pendidikan sudah menjadi “tempat mencari uang” yang sudah tak layak lagi di jadikan sebagai sandaran utama, bagi saya pendidikan yang dikomersialisasikan ini dapat mendiskriminasikan orang – orang yang tidak mampu.

Ujian Nasional, Jawaban Akhir dari Pendidikan?

Sebenarnya tidak perlua saya jelaskan lebih banyak lagi, karena kita sering melihat dan mendengar berita tentang anak sekolah yang mati bunuh diri karena tidak lulus ujian nasional, Sebenarnya niat untuk bunuh diri itu bisa diatasi kalau mata pelajaran rohani/agama tidak hanya sebagai pengetahuan tetapi juga sebagai dasar agar dapat membentuk moral para pelajar. mungkin kita bisa sepakat itu semua dikarenakan “budaya” yang menorsatukan sekolah dan kuliah, dan selalu berfikir bahwa “nilai” adalah segalanya!! 
Sebenaranya siapa yang mau kita salahkan?? Guru yang yang tidak becus mengajar atau murid yang bodoh karena tidaka pernah paham walau telah di didik selama 12tahun. Kita sudah terlanjur terjebak di sistem pendidikan yang carut marut, yang lebih mementingkn nilai sebagai segalanya dan mengesampingkan kreatifitas, emosi, ketulusan hati dan budi pekerti yang saya piker dapat membentk sesoran supaya menjadi lebih baik.

Seharusnya Pendidikan Membentuk Karakter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar